SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PENYELESAIAN MASALAH LAMANYA PENGERJAAN TUGAS AKHIR (TA) PADA STIKOM SURABAYA
MENGGUNAKAN METODE ANALISIS BOSTON CONSULTING GROUP (BCG)
OLEH :
Kelompok E
( Kelompok 3 dan 5 )
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN
INFORMATIKA DAN KOMPUTER
SURABAYA
2012
A.
Judul
“Sistem
Pendukung Keputusan Penyelesaian Masalah Lamanya Pengerjaan Tugas Akhir (TA)
pada Stikom Surabaya Menggunakan Metode Analisis Boston Consulting Group (BCG)”
B.
Latar Belakang Masalah
Tugas Akhir (TA)
merupakan tugas yang paling terakhir yang harus diselesaikan mahasiswa/i Stikom
Surabaya yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma atau
Sarjana Komputer di Stikom Surabaya.
Penyelesaian TA di
Stikom Seringkali banyak mengalami kendala, salah satu kendala yang sering
dihadapi adalah mahasiswa/i tidak mampu menyelesaikan TA tersebut dengan tepat
waktu karena tidak memiliki ide untuk menyelesaikannya. Ketidak mampuan ini dapat
menyebabkan menurunnya jumlah lulusan dan menurunnya akreditasi dari Stikom
Surabaya.
Jumlah mahasiswa yang
masuk dari tahun ke tahun cukup banyak jumlahnya, sehingga apabila mahasiswa/i
angkatan atas tidak mampu menyelesaikan TA tepat waktu, akan menambah jumlah
mahasiswa/i di Stikom Surabaya yang aktif atau dengan kata lain belum lulus.
Melihat fakta – fakta
dan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka diperlukan adanya suatu sistem
pendukung keputusan untuk menyelesaikan masalah lamanya pengerjaan TA ini.
Metode yang akan digunakan adalah metode analisis Boston Consulting Group
(BCG). Dengan adanya analisis BCG ini
maka diharapkan mahasiswa dapat segera menemukan ide untuk TA mereka dan segera
menyelesaikannya tepat waktu.
C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan,
masalah yang dapat dibahas adalah : bagaimana membuat suatu sistem pendukung
keputusan untuk menyelesaikan permasalahan lamanya pengerjaan TA akibat tidak
adanya ide pada mahasiswa/i Stikom Surabaya dengan menggunakan metode analisis
BCG.
A.
Pembatasan Masalah
Batasan masalah yang diberikan
pada sistem pendukung keputusan ini adalah :
1.
Analisis ini
hanya dilakukan pada mahasiswa/i Stikom Surabaya.
2.
Mahasiswa/i yang
dianalisa dianggap sudah menempuh semua mata kuliah, kecuali Tugas Akhir.
B.
Tujuan Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai dengan adanya pembuatan sistem pendukung keputusan ini
adalah :
1.
Untuk membuat suatu
sistem pendukung keputusan untuk menyelesaikan permasalahan lamanya pengerjaan
TA akibat tidak adanya ide pada mahasiswa/i Stikom Surabaya dengan menggunakan
metode analisis BCG.
C.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang
didapatkan dengan adanya penelitian ini adalah :
1.
Membantu
mahasiswa/i Stikom Surabaya menemukan ide untuk mengerjakan Tugas Akhirnya.
2.
Membantu
mahasiswa/i Stikom untuk menyelesaikan TA tepat waktu.
D.
Landasan
Teori / Kajian Pustaka
Sistem
Pendukung Keputusan
Decision
Support System atau
Sistem Pendukung Keputusan yang selanjutnya disingkat dalam penulisan ini
menjadi SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu
memberikan kemampuan, baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan
pengkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan
informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu (Hermawan, 2005).
Pada awalnya Turban & Aronson
(1998), mendefiniskan sistem penunjang keputusan (Decision Support Systems - DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk
mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada
kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS
hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta
menggantikan posisi dan peran manajer.
Fase
– fase Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan
keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain dan kriteria. Ia
kemudian menambahkan fase keempat yakni implementasi (Turban, 2005). Gambaran
konseptual pengambilan keputusan menurut Simon dapat dilihat pada gambar :
1.
Fase
Inteligensi
Inteligensi dalam pengambilan keputusan
meliputi scanning (pemindaian)
lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup
berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang
masalah.
2.
Fase
Desain
Fase desain meliputi penemuan atau
mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini
meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak.
3.
Fase
Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan
yang kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata
dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas
antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu
dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering
kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Fase pilihan meliputi
pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk
model. Sebuah solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk
variabel – variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
4.
Fase
Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu
solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru,
atau pengenalan terhadap perubahan.
Definisi implementasi sedikit lebih
rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan
batasan – batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat
suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi
suatu sistem komputer.
Keuntungan SPK
Beberapa
keuntungan penggunakan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002)
:
1.
Mampu
mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2.
Dapat
merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam kondisi yang
berubah – ubah.
3.
Mampu untuk menerapkan berbagai strategi
yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4.
Pandangan
dan pembelajaran baru.
5.
Sebagai
fasilitator dalam komunikasi.
6.
Meningkatkan
kontrol manajemen dan kinerja.
7.
Menhemat
biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8.
Menghemat
waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9.
Meningkatkan
efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan
dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan produktivitas analisis.
Metode
Analisis Boston Consulting Group (BCG)
Metode analisis Boston Consulting Group (BCG)
merupakan metode yang digunakan dalam menyusun suatu perencanaan unit bisnis
strategik dengan melakukan pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan
perusahaan (Kotler, 2002).
A.
Metode Penelitian
Berikut adalah metodologi penyelesaian
masalah yang digunakan dalam proyek akhir ini. Pembuatan perangkat lunak dengan
menggunakan metode terstruktur yaitu metode SDLC (Software Development Life Cycle) yang berdasarkan jenis waterfall
(sommerville 2004) meliputi :
1. Requirement analysis and definition :
a.
Studi literatur
b.
Pengumpulan data
c.
Pembuatan Knowledge Based mengenai metode BCG
2. System and Software Design
3. Implementation and Unit Testing
4. Integration and System Testing
5. Operation and Maintanance
A.
Jadwal Kerja
No
|
Jenis Kegiatan
|
Bulan
|
|||||
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
||
1
|
Pengajuan judul
|
√
|
|||||
2
|
Requirement analysis
and definition
|
√
|
√
|
||||
3
|
System and software
design
|
√
|
√
|
||||
4
|
Implementation and
unit testing
|
√
|
√
|
||||
5
|
Integration and
system testing
|
√
|
√
|
√
|
|||
6
|
Operation and maintanance
|
√
|
DAFTAR PUSTAKA
Daihani Ddan-Umar, Widya., 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT
Elex Media Computindo, Jakarta.
Suryadi, dkk., 1998, Sistem Pendukung Keputusan, Rosda,
Jakarta.