Sunday, June 17, 2012

Sistem Pendukung Keputusan


SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELESAIAN MASALAH LAMANYA PENGERJAAN TUGAS AKHIR (TA) PADA STIKOM SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ANALISIS BOSTON CONSULTING GROUP (BCG)


 

OLEH :
Kelompok E
( Kelompok 3 dan 5 )



SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
SURABAYA
2012







A.    Judul
 “Sistem Pendukung Keputusan Penyelesaian Masalah Lamanya Pengerjaan Tugas Akhir (TA) pada Stikom Surabaya Menggunakan Metode Analisis Boston Consulting Group (BCG)”
B.     Latar Belakang Masalah
Tugas Akhir (TA) merupakan tugas yang paling terakhir yang harus diselesaikan mahasiswa/i Stikom Surabaya yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma atau Sarjana Komputer di Stikom Surabaya.
Penyelesaian TA di Stikom Seringkali banyak mengalami kendala, salah satu kendala yang sering dihadapi adalah mahasiswa/i tidak mampu menyelesaikan TA tersebut dengan tepat waktu karena tidak memiliki ide untuk menyelesaikannya. Ketidak mampuan ini dapat menyebabkan menurunnya jumlah lulusan dan menurunnya akreditasi dari Stikom Surabaya.
Jumlah mahasiswa yang masuk dari tahun ke tahun cukup banyak jumlahnya, sehingga apabila mahasiswa/i angkatan atas tidak mampu menyelesaikan TA tepat waktu, akan menambah jumlah mahasiswa/i di Stikom Surabaya yang aktif atau dengan kata lain belum lulus.
Melihat fakta – fakta dan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka diperlukan adanya suatu sistem pendukung keputusan untuk menyelesaikan masalah lamanya pengerjaan TA ini. Metode yang akan digunakan adalah metode analisis Boston Consulting Group (BCG). Dengan  adanya analisis BCG ini maka diharapkan mahasiswa dapat segera menemukan ide untuk TA mereka dan segera menyelesaikannya tepat waktu.

C.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, masalah yang dapat dibahas adalah : bagaimana membuat suatu sistem pendukung keputusan untuk menyelesaikan permasalahan lamanya pengerjaan TA akibat tidak adanya ide pada mahasiswa/i Stikom Surabaya dengan menggunakan metode analisis BCG.

A.    Pembatasan Masalah
Batasan masalah yang diberikan pada sistem pendukung keputusan ini adalah :
1.      Analisis ini hanya dilakukan pada mahasiswa/i Stikom Surabaya.
2.      Mahasiswa/i yang dianalisa dianggap sudah menempuh semua mata kuliah, kecuali Tugas Akhir.
B.     Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pembuatan sistem pendukung keputusan ini adalah :
1.      Untuk membuat suatu sistem pendukung keputusan untuk menyelesaikan permasalahan lamanya pengerjaan TA akibat tidak adanya ide pada mahasiswa/i Stikom Surabaya dengan menggunakan metode analisis BCG.

C.    Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dengan adanya penelitian ini adalah :
1.      Membantu mahasiswa/i Stikom Surabaya menemukan ide untuk mengerjakan Tugas Akhirnya.
2.      Membantu mahasiswa/i Stikom untuk menyelesaikan TA tepat waktu.

D.    Landasan Teori / Kajian Pustaka

Sistem Pendukung Keputusan
Decision Support System atau Sistem Pendukung Keputusan yang selanjutnya disingkat dalam penulisan ini menjadi SPK, secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan, baik kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu (Hermawan, 2005).
Pada awalnya Turban & Aronson (1998), mendefiniskan sistem penunjang keputusan (Decision Support Systems - DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer.

Fase – fase Proses Pengambilan Keputusan
Menurut Simon, proses pengambilan keputusan meliputi tiga fase utama yaitu inteligensi, desain dan kriteria. Ia kemudian menambahkan fase keempat yakni implementasi (Turban, 2005). Gambaran konseptual pengambilan keputusan menurut Simon dapat dilihat pada gambar :

1.      Fase Inteligensi
Inteligensi dalam pengambilan keputusan meliputi scanning (pemindaian) lingkungan, entah secara intermiten ataupun terus-menerus. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah.
2.      Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Hal ini meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi yang layak.
3.      Fase Pilihan
Pilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Fase pilihan adalah fase di mana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut dank arena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model. Sebuah solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel – variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih.
4.      Fase Implementasi
Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan.
Definisi implementasi sedikit lebih rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasan – batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
 
Keuntungan SPK
Beberapa keuntungan penggunakan SPK antara lain adalah sebagai berikut (Surbakti, 2002) :
1.      Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2.      Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam kondisi yang berubah – ubah.
3.       Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4.      Pandangan dan pembelajaran baru.
5.      Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6.      Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7.      Menhemat biaya dan sumber daya manusia (SDM).
8.      Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9.      Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10.  Meningkatkan produktivitas analisis.

Metode Analisis Boston Consulting Group (BCG)
Metode analisis Boston Consulting Group (BCG) merupakan metode yang digunakan dalam menyusun suatu perencanaan unit bisnis strategik dengan melakukan pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan perusahaan (Kotler, 2002).

A.    Metode Penelitian
Berikut adalah metodologi penyelesaian masalah yang digunakan dalam proyek akhir ini. Pembuatan perangkat lunak dengan menggunakan metode terstruktur yaitu metode SDLC (Software Development Life Cycle) yang berdasarkan jenis waterfall (sommerville 2004) meliputi :
1.     Requirement analysis and definition :
a.       Studi literatur
b.      Pengumpulan data
c.       Pembuatan Knowledge Based mengenai metode BCG
2.      System and Software Design
3.      Implementation and Unit Testing
4.      Integration and System Testing
5.      Operation and Maintanance

A.    Jadwal Kerja
No
Jenis Kegiatan
Bulan
6
7
8
9
10
11
1
Pengajuan judul





2
Requirement analysis and definition




3
System and software design




4
Implementation and unit testing




5
Integration and system testing



6
Operation and maintanance





 √





DAFTAR PUSTAKA

Daihani Ddan-Umar, Widya., 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT Elex Media Computindo, Jakarta.

Suryadi, dkk., 1998, Sistem Pendukung Keputusan, Rosda, Jakarta.