Tuesday, March 27, 2012

Penentuan Masalah dan Solusi


Nama Kelompok 5 :
1.   Dwi Meutia (09.41010.0248)
2.   Roy Rolando (08.41010.0304)
3.   Adhi Widiyanto (08.41010.0334)
4.   Jemmy Victor (08.41010.0439)
5. Yurike M (09.41010.0013)





 

TA tidak selesai - selesai
Masalah : Kesulitan dalam mengerjakan TA 
Gejala :
-          Tidak punya referensi
-          Skill kurang
-          Tidak punya banyak pengetahuan
-          Tidak punya banyak kenalan
Penyelesaian:
Dapat menerapkan metode : Problem Solving, menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
Langkah-langkah Sistematis Problem Solving
1.      Tetapkan Tujuan
Merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk fokus menyelesaikan suatu masalah tertentu. Tujuan yang bias akan menyebabkan proses pemecahan masalah tidak akan fokus dan tujuan tidak tercapai dengan baik.
2.      Tulis / petakan permasalahan yang ada
Langkah ini bisa jadi merupakan langkah paling penting dalam problem solving. Tanpa pemahaman yang baik atas masalah, solusi tidak akan pernah benar. Agar pemetaan masalah dapat sesuai dengan kondisi yang ada, diperlukan pengamatan, data dan informasi yang akurat serta keterlibatan pihak-pihak yang berada di dalam atau yang berdekatan dengan sistem termasuk motif masing-masing pihak. Pemetaan masalah ala SWOT mungkin bisa membantu, hanya saja dalam SWOT tidak dikaji hal-hal lain yang mungkin berperan lebih besar dari kelebihan-kelemahan-kesempatan-ancaman. Petakan masalah sejelas mungkin, sederhana dan runtut berdasarkan kronologis. Sangat baik memetakan dalam bentuk visual warna dan gambar yang memperjelas diferensiasi dan rangkaian kejadian seperti pada metode MIND MAPPING.
3.      Cari akar permasalahan yang mungkin
Suatu masalah sering disebabkan oleh masalah lainnya sehingga atas suatu masalah terlihat banyak masalah yang menjadi penyebabnya. Padahal sebenarnya hanya ada sedikit akar permasalahan untuk kasus masalah yang kompleks sekalipun dan bahkan sering ditemui masalah yang kompleks dengan satu akar permasalahan yang justru sangat sederhana. Telah dikembangkan metode untuk menemukan akar permasalahan (RCA / Root Cause Analysis) diantaranya 5 Why Analysis dan Fishbone. Akar penyebab masalah yang tepat biasanya apabila secara rasional tidak terjadi hubungan sebab-akibat yang tidak logis dengan beberapa masalah yang ada.
4.      Kembangkan hipotesis
tahap ini pada dasarnya merangkum antara masalah hingga akar masalah yang paling mungkin. Hipotesis bisa lebih dari satu jika masalahnya kompleks. Hipotesis umumnya akan berupa pernyataan yang menggambarkan hubungan antara dua variabel dalam konteks pemecahan masalah.
5.      Tetapkan analisis dan informasi yang diperlukan untuk menguji hipotesis
Hipotesis harus dapat diuji dengan cara / metode tertentu. Pengujian ini penting untuk memastikan atau verifikasi hipotesis. Dalam kajian ilmiah, bila hipotesis terverifikasi benar maka akan menjadi teori. Dalam konteks pemecahan masalah, maka bila hipotesis terverifikasi maka dapat dikatakan akar penyebab masalah telah dipastikan valid.
6.      Kembangkan berbagai alternatif solusi
Pada tahap ini dituntut kreatifitas tinggi dalam mengembangkan solusi yang mungkin. Sangat baik memunculkan semua solusi tanpa terkecuali. Sebagai pedoman, lihatlah sistem hingga subsistem yang ada dan pahami motif pelaku yang terlibat. Disarankan mengurai solusi dalam bentuk pohon solusi agar memudahkan untuk mengembangkan sebanyak mungkin solusi berdasarkan masing-masing cabang dan ranting pohon solusi. Sebaiknya alternatif solusi yang didapat disusun dalam suatu checklist. Untuk mendapatkan lebih banyak solusi, sebaiknya dilakukan brainstorming, bertanya kepada orang yang berpengalaman dengan masalah sejenis, membaca literatur, dan lain-lain.
7.      Seleksi alternatif solusi
Tahap ini pada dasarnya mengevaluasi tiap solusi yang telah ada. Jika solusi yang tersedia cukup banyak, maka dapat dilakukan dalam beberapa tahap seleksi. Dimana pada tahap awal seleksi dengan mempertimbangkan aspek yang dianggap prioritas utama bagi organisasi seperti peraturan, norma dan etika, serta hal-hal prinsip lainnya. Setelah itu seleksi berikutnya dengan mengevaluasi solusi dengan pertimbangan yang tingkat prioritasnya lebih rendah seperti biaya yang diperlukan, waktu yang dibutuhkan, tingkat kesulitan solusi, dan tingkat dampaknya. Kadang-kadang diperlukan penggabungan solusi hasil seleksi untuk memecahkan masalah atau terdapat satu solusi jitu yang dapat memecahkan beberapa masalah berbeda yang terjadi secara bersamaan.
8.      Susun prioritas tindakan
untuk menentukan prioritas tindakan atas beberapa solusi pilihan, dapat dilakukan dengan cara pemetaan 4 kuadrant hubungan antara penting-genting dan dampak-tingkat kesulitan. Tentu saja prioritas pertama tindakan akan dimulai dari tindakan solusi yang penting-genting-dampak tinggi-mudah.
9.      Kembangkan rencana implementasi
Dalam mengembangkan rencana implementasi perlu dipertimbangkan momentum waktu. Rencana ini sebaiknya dalam bentuk program kerja yang baik dan sistematis agar terkendali. Ada kalanya dalam suatu waktu tertentu terjadi beberapa masalah berbeda. Rencana implementasi juga harus dapat melihat efektifitas tindakan dengan menemukan suatu langkah yang dapat menyelesaikan beberapa masalah sekaligus (strategi jitu).

Solusi ke – 2 : menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
1. Belajar di Perpustakaan
Ada banyak perputakaan yang bisa kita masuki secara gratis tanpa dipungut bayaran seperti misalnya perpustakaan sekolah, perpustakaan kampus, perpustakaan masjid, perpustakaan umum daerah, perpustakaan negara, dan lain-lain. Asalkan kita berpakaian, berpenampilan dan berperilaku sopan kita pun tidak akan menemui masalah yang berarti di dalam perpustakaan umum. Kita bisa membaca sepuas hati kita di dalam perpustakaan susuai dengan banyaknya waktu yang kita miliki dan mungkin bisa juga kita bawa pulang ke rumah untuk dibaca di rumah setelah menjadi anggota perpustakaan.
2. Belajar Lewat Layar Kaca (TV) dan Pesawat Radio
Kita juga bisa belajar dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Ada banyak acara televisi, acara radio, vcd, dvd, bd, program komputer dan permainan video game yang bisa memberikan tambahan ilmu pengetahuan. Dengan bermain video game berbahasa asing pun kita akan dipaksa untuk belajar bahasa tersebut.
3. Belajar di Internet
Saat ini ada banyak sekali materi belajar yang bisa kita pelajari di internet sesuai dengan mudah. Berbagai macam bentuk materi seperti artikel, dokumen pdf, buku elektronik, online radio, suara, gambar hingga video bisa dengan mudah kita dapatkan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan kita. Tidak hanya sebatas materi saja akan tetapi kita pun bisa bertanya langsung ke orang yang lebih mengerti walaupun tidak kita kenal sama sekali di dunia nyata. Ada komunitas-komunitas yang bisa kita masuki dan kita mintakan jawaban atau pandangan mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dapat memuaskan rasa ingin tahu kita.
4. Menyerap Ilmu Seseorang
Dari banyak melakukan obrolan dengan orang lain pun bisa kita kembangkan untuk menyerap ilmu lawan bicara kita. Dari mulai omongan ringan biasa lalu kemudian kita singgung sesuatu yang dia sukai dan dia kuasai yang belum kita pahami sehingga dengan demikian akan terjadi diskusi yang mengarah pada pembelajaran secara langsung dari seseorang yang mengerti kepada yang belum mengerti. Tidak harus topik kaku seperti fisika, akuntansi, bahasa indonesia dan lain sebagainya, tetapi bisa juga topik yang menyenangkan seperti berita terbaru, hobi, karir, bisnis, tips, dan lain sebagainya.
5. Pinjam Media Belajar Orang Lain
Jangan ragu-ragu untuk meminjam buku-buku, cd-cd, game-game, dan lain sebagainya yang isinya bisa menambah wawasan kita. Jangan sungkan juga untuk meminjam bahan belajar yang lebih muda dari kita yang masih duduk di bangku sekolah atau kuliah. Coba ingat-ingat siapa yang kita kenal dekat yang suka belajar juga. Tetapi jangan sampai lupa untuk mengembalikan barang yang telah kita pinjam.


Pengisian Kartu Rencana Studi
Gejala : “waktu yang dibutuhkan krs lama”
Masalah : “Penjadwalan dari krs yang tidak terjadwal”
Solusi yg ditawarkan : dibuatkan teknik simulasi antrian dari setiap mahasiswa yang melakukan pengisian kartu rencana kerja study
Sistem Antrian
Gross dan Haris (Gross, 2001) mengatakan bahwa sistem antrian adalah
kedatangan pelanggan untuk mendapatkan pelayanan, menunggu untuk dilayani jika
fasilitas pelayanan (server) masih sibuk, mendapatkan pelayanan dankemudian
meninggalkan sistem setelah dilayani. 
Selanjutnya Dimyati (Dimyati, 2002) menggambarkan sistem antrian sebagai berikut :


 
Menurut Gross dan Haris (Gross, 2001), ada beberapa karakteristik sistem
antrian, yaitu:
a.       Pola Kedatangan 
Pola kedatangan pelanggan atau input ke sistem antrian biasanya dinyatakan
dalam bentuk banyaknya kedatangan tiap satuan waktu atau waktu antar
kedatangan. 
b.      Pola Pelayanan
 Pola pelayanan dinyatakan sebagai kecepatan atau laju pelanggan yang dilayani
tiap unit satuan waktu atau sebagai satuan waktu yang dibuthkan untuk melayani
pelanggan

·         Lama waktu simulasi = waktu mulai sampai dengan selesai, waktu mulai = 0
·         Rata-rata Mahasiswa menunggu (dari datang s/d selesai) = total mahasiswa menunggu / jumlah mahasiswa
·         Persentase petugas menganggur = total petugas menganggur / waktu simulasi x 100%
·         Mahasisewa sibuk (Utilization) = Waktu petugas sibuk = 100% – persentase petugas menganggur

   
Proses
Mahasiswa 1 masuk krs pada menit ke 1
Mahasiswa 1 dilyani pada menit ke 1
Mahasiswa 2 masuk menit ke 4
Mahasiswa 2 menunggu dalam antrian untuk dilayani
Mahasiswa 1 selesai dilayani pada menit ke 5
Mahasiswa 1 dilayani selama 4 menit
Mahasiswa 2  dilayani pada menit ke 5
Mahasiswa 3 masuk pada menit ke 7
Mahasiswa 3 menunggu dalam antrian untuk dilayani
Mahasiswa 2 selesai dilayani pada menit ke 9
Mahasiswa 2 dilayani selama 5 menit
Mahasiswa 3 dilayani pada menit ke 9
Mahasiswa 3 selesai dilayani pada menit ke 13
Mahasiswa 3 dilayani selama 6 menit
Total waktu 15 menit
 



 Sumber : http://www.scribd.com/kurakeyta/d/13917142-Materi-Kuliah-Teknik-Simulasi